Sabtu, 26 April 2014

Peran Komite, Masyarakat dan Orang Tua Siswa dalam PAKEM



Komite sekolah bertugas menjembatani kepentingan sekolah, terlebih lagi bagi orang tua siswa. Merekalah yang sangat berkepentingan, kerena anaknya bisa mendapatkan ilmu yang mendalam dan keterampilan yang memadai sebagai bekal masa depan.
A.    Peran Komite Sekolah
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 044/ U/2002 Komite Sekolah berperan sebagai: Pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan Di satuan pendidikan, Pendukung (baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga) dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, Pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan, Mediator antara pemerintah dengan masyarakat di satuan pendidikan. Peran tersebut selanjutnya diwujudkan dalam bentuk fungsi nyata dalam penyelenggaraan persekolahan terutama dalam meningkatkan mutu pembelajaran.  
Terdapat 4  peran dan fungsi Komite Sekolah. Keempatnya  ialah  advisory   agency   (pemberi pertimbangan), supporting agency (pendukung kegiatan   layanan   pendidikan),  controlling agency (pengontrol kegiatan layanan pendidikan), dan mediator,  penghubung, atau pengait tali komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah. Komite  sekolah  berkedudukan  sebagai mitra untuk peningkatan   mutu pendidikan      di  sekolah. Dalam  konteks    ini,  komite    sekolah    dapat   membantu penyelenggaraan   proses pembelajaran,  manajemen sekolah, kelembagaan sekolah, sarana  dan  prasarana  sekolah,   pembiayaan  pendidikan,     dan   mengkoordinasikan peran serta masyarakat.  Komite sekolah sebagai advisory  agency  memberikan   pertimbangan bagaimana   seharusnya   pembelajaran   di  kelas   dilakukan   oleh   guru.   Artinya,   komite sekolah      juga dapat memberikan  masukan  kepada  guru  bagaimana proses pembelajaran PAKEM  dapat  dilaksanakan di sekolah. Di   samping    itu,  untuk keberhasilan PAKEM di kelas tentu saja membutuhkan alat dan sumber belajar yang memadai.
B.     Peran Masyarakat
Menurut Pasal 9 UU Sisdiknas No. 20/2003 menyatakan bahwa masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.
1.      Memberikan dukungan sumber daya yang diperlukan dalam PAKEM.
2.      Masyarakat dapat terlibat dalam memberikan bantuan dana, pembuatan gedung, ruang kelas, pagar, dan sebagainya.
3.      Masyarakat juga sebetulnya dapat terlibat dalam bidang Teknis Edukatif, seperti dalam proses belajar mengajar, menyediakan diri menjadi tenaga pengajar, membicarakan pelaksanaan kurikulum, memantau kemajuan belajar, dan sebagainya.
4.      Sebagai narasumber bagi sekolah dalam memberikan informasi-informasi yang berguna bagi pengembangan PAKEM.

C.     Orang Tua Siswa
Orang tua atau wali siswa mempunyai peran dalam pakem. Orang tua mempunyai peranan besar dalam membangkitkan semangat belajar anak. Pembentukan watak, kepribadian, moral, dan keilmuan akan di bentuk dirumah. Untuk itu orang tua harus dapat menjadi mitra belajar siswa dirumah.

1.      Menjadi mitra anak dalam belajar di rumah.
  1. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan PAKEM, mulai dari buku, najalah, kamus, koran dan alat-alat yang lain seperti komputer dan sebagainya.
  2. Menciptakan situasi belajar yang kondusif bagi pengembangan kreativitas anak, misalnya dengan banyak memberikan pertanyaan, mengecek hasil karya anak, dan mendorong kreativitas anak.
Sebagai pembentukan awal watak, kepribadian, moral dan keilmuwan.

Prinsip-Prinsip PAKEM



Prinsip-prinsip PAKEM adalah hal-hal mendasar yang akan selalu tampak dan menggambarkan tingkah kegiatan serta keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, baik mental maupun fisik.
Keterlibatan yang dimaksudkan adalah siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor.
Semiawan ( 2009: 11) berpendapat bahwa untuk mengaktifkan siswa dalam belajar harus menghayati prinsip-prinsip berupa :
1.      prinsip motivasi
2.      prinsip latar dan konteks
3.      prinsip keterarahan pada fokus tertentu
4.      prinsip hubungan sosial
5.      prinsip belajar sambil bekerja
6.      prinsip perbedaan individu
7.      prinsip menemukan
8.      prinsip pemeca-han masalah.

Sejalan dengan pendapat Semiawan, Nizar (2008: 13) menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip PAKEM yaitu
1.      prinsip persiapan dan motivasi
2.      prinsip penggunaan alat pemusat perhatian
3.      prinsip partisi-pasi aktif siswa
4.      prinsip umpan balik
5.      prinsip perulangan.
Prinsip-prinsip belajar siswa aktif menurut para ahli. Menurut Hermawan prinsip-prinsip belajar siswa aktif akan tampak dalam 4 dimensi, yakni:

1.      Dimensi subjek didik: adanya keberanian menyatakan pendapat, pikiran, perasaan, keinginan, dan keberanian berpartisipasi, adanya usaha dan kreativitas, rasa lapang, dan bebas melakukan sesuatu.
2.      Dimensi guru: adanya usaha membina dan mendorong subjek didik dalam meningkatkan kegairahan dan partisipasi siswa aktif, kemampuan menjalankan fungsi dan peranan guru sebagai inovator dan motivator, pemberian kesempatan kepada para siswa yang pada hakikatnya memiliki perbedaan individual, kemampuan menggunakan bermacam-macam strategi belajar-mengajar serta pendekatan multimedia.
3.      Dimensi program: tujuan instruksional dan konsep serta kemampuan subjek didik, program yang memungkinkan terjadinya pengembangan konsep maupun aktivitas subjek didik, program yang tidak kaku dalam penentuan metode dan media yang mudah dipahami.
Dimensi situasi belajar-mengajar: situasi belajar-mengajar yang menimbulkan interaksi sosial dan komunikasi guru-murid menjadi hangat dan menyenangkan, adanya kegairahan dan kegembiraan belajar dari subjek didik.

Hakikat PAKEM



PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengejakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. Yang melatarbelakangi PAKEM diterapkan yaitu pembelajaran model konvensional dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para peserta didik sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik. Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:
1.       Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2.       Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3.       Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’ Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
4.       Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Peran utama dalam PAKEM adala guru dan siswa, keduanya harus dalam interaksi yang dinamis dan kontekstual. Guru dan siswa harus sama-sama aktif dan kreatif sehingga pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan. Dalam pelaksanaan PAKEM ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1.        Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia-selama mereka normal-terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2.        Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3.        Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4.        Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5.        Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6.        Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7.        Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
8.        Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM.
Hakikat Pakem sebenarnya adalah memberi rasa nyaman dan betah siswa (anak didik) dalam menerima pelajaran. Oleh karena itu PAKEM sangat memperhatikan keinginan atau kegemaran anak, yakni bermain. Pembelajaran diolah sedemikian rupa sehingga terdapat unsur permainan di dalamnya.Mulai pembelajaran dalam bentuk lomba,  kerjasama atau diskusi, sampai pembelajaran yang dilakukan di luar kelas. 
PAKEM adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam rangka untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya. PAKEM yang berarti pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ini memiliki arti dan maksud tertentu.