PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik mengejakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan
keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja,
sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk
pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan
efektif. Yang
melatarbelakangi PAKEM diterapkan yaitu pembelajaran model
konvensional dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para peserta didik
sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik. Secara garis besar, gambaran
PAKEM adalah sebagai berikut:
1.
Siswa
terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2.
Guru
menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3.
Guru
mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik
dan menyediakan ‘pojok baca’ Guru menerapkan cara mengajar yang lebih
kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
4.
Guru
mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah,
untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
Peran utama dalam PAKEM adala guru dan siswa, keduanya
harus dalam interaksi yang dinamis dan kontekstual. Guru dan siswa harus
sama-sama aktif dan kreatif sehingga pembelajaran menjadi efektif dan
menyenangkan. Dalam pelaksanaan PAKEM ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
yaitu :
1.
Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada
dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak
kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan
Indonesia-selama mereka normal-terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat
tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan
kreatif.
Kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur
bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran
dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang
menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya,
merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
2.
Mengenal anak secara
perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga
yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran
Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan
harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan
kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya.
Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu
temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat
membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi
optimal.
3.
Memanfaatkan perilaku anak
dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil
secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini
dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau
membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan
menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti
ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian,
anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya
berkembang.
4.
Mengembangkan kemampuan
berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan
masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk
menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan
masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau
mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa
yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa,
berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5.
Mengembangkan ruang kelas
sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang
sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan
untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang
dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan
menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja
perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta,
diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang
penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat
membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas
suatu masalah.
6.
Memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya)
merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat
berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber
belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak
merasa senang dalam belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak
selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas
untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan
sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat,
merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan
membuat gambar/diagram.
7.
Memberikan umpan balik
yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi
interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan
salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih
mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun
harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam
menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa
hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru
berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa
daripada hanya sekedar angka.
8.
Membedakan antara aktif
fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila
menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika
bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan
tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif
fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan
gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental
adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan,
atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan
penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun
dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM.
Hakikat Pakem sebenarnya adalah memberi rasa nyaman dan betah siswa (anak didik) dalam menerima pelajaran. Oleh karena itu PAKEM sangat memperhatikan keinginan atau kegemaran anak, yakni bermain. Pembelajaran diolah sedemikian rupa sehingga terdapat unsur permainan di dalamnya.Mulai pembelajaran dalam bentuk lomba, kerjasama atau diskusi, sampai pembelajaran yang dilakukan di luar kelas.
PAKEM adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam rangka untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahamannya. PAKEM yang berarti pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ini memiliki arti dan maksud tertentu.